Viral di Medsos Jamaah Haji Berpakaian Tidak Pantas Hingga Kericuhan Nyaris Baku Pukul Antar Jamaah Haji di Tanah Suci, Begini Kronologinya

Palu, SatuSulteng.com – Viral di media sosial Jamaah Haji asal Kota Palu yang merupakan Anggota DPRD Kota Palu terpilih berpakaian tidak pantas dan kericuhan hampir baku pukul antara jamaah haji di hotel menjadi trading topik di Kota Palu.

Kepada SatuSulteng.com, Alfian Caniago, saat di hubungi Via Whatsapp, Jumat (21/6/2024), mengatakan kronologi kejadian tersebut.

Jamaah haji kloter 14 sejak 3 hari sebelum berangkat ke Arafah para jamaah haji sudah tidak mendapatkan air minum, dan masalah para jamaah sudah mulai ribut di grup kelompok kloter masalah air minum tersebut.

“Kami hanya minum air galon yaitu air keran yang terbuat dari sulingan air laut menjadi air tawar sehingga beberapa jamaah sakit batuk karena air tersebut, namun kami tetap sabar sampai berangkat ke Arafah” ujarnya.

Namun setibahnya di Arafah, Lanjut Alfian, air yang di bagikan hanya air 600ml, namun air tersebut tidak sesuai dengan kondisi suhu pada saat itu mencapai 47 derajat, tetapi dengan hanya meminum air 600 ml namun parah jamaah masih sabar sampai pulang dari Mina.

Ia menambahkan, Setelah tiba di Mina para jamaah berfikir bahwa air udah ready disiapkan untuk para jamaah di masing-masing kamar ternyata tidak ada, dan setelah itu datang makanan untuk sarapan pagi tetapi tidak ada lagi air minumnya.

“Akhirnya kami bilang kita ini kaya ular piton atau biawak soa-soa yang makan hanya ba telan-telan karena binatang tersebut kalau makan tidak mimum hanya batelan saja,” tuturnya dengan nada kecewa.

Alfian mengatakan, sampai hari ke dua pulang dari Mina kondisi tidak berubah, sama saja tidak ada air minum yang di berikan kepada jamaah, akhirnya pada malam harinya Ia melapor kepada ketua kloter kondisi tersebut dan menelpon ketua Daker, Muhlis Aseng.

“Jadi saya berkomunikasi dengan beliau saya katakan bahwa tolong keluhan jamaah di tanggapi untuk masalah catering yang air minumnya tidak ada, kalau memang tidak ada air minum tolong sampaikan kepada jamaah supaya para jamaah pergi beli air saja dan respon dari ketua Daker bahwa segera mereka akan perhatikan,” katanya.

Alfian, menambahkan, pada tanggal 20 Juni besok harinya, para jamaah dikirim lagi makanan pagi, namun terlambat sementara dalam ketentuan makanan pagi tidak boleh lagi di makan setelah jam 9 pagi, tetapi makanan sampai kepada jamaah jam 9 lewat 10 menit.

“Akhirnya saya beritahu lagi kepada ketua Daker bahwa makanan pagi sudah tiba jam 9 lewat 10 menit, sengaja saya infokan bahwa makanan pagi tersebut sudah tidak bisa di makan, dan parahnya lagi air minum tidak ada lagi, jadi kami makan pagi tidak pakai air minum. Untung ada air Zamzam yang kami ambil di Mesjdil Haram dan kami pun minumnya sedikit-sedkit,” imbuhnya.

Ia menambahkan, setelah jam 12 siang, makan siang belum juga datang sampai jam 2, melihat kodisi tersebut ia melapor kepada ketua Daker dan mengirimkan Video Semua kamar belum ada makanan dan minuman dikirim namun tidak ada tanggapan, akhirnya para jamaah cek langsung ke restoran dan makanan juga tidak ada hampir jam 3 siang.

“Akhirnya kami panggil semua keloter yang lainnya untuk mempertayakan kepada petugas yang menangani catering dan petugas Indonesia yang berhubungan dengan catering, kenapa bisa sampai terjadi seperti ini dan mereka juga tidak bisa menjawab, berarti cateringnya yang tidak betul sehingga semuanya di panggil termasuk pihak hotel,” ungkapnya.

Akhirnya pembicaraan tersebut, lanjut Alfian, sudah menemukan kata sepakat agar kejadian masalah catering tidak terulang, pihak hotel juga akan memberikan air, sehingga sudah ada kesepakatan.

“Jadi sudah mau redah ini permasalahan tiba-tiba H. Bustamin dari Kloter 8 dan pemilik Babussalam Tour and Travel, turun ke ruang langsung mencak-mencak karena mendengar isu Jamaah mereka di tekan kalau tidak ada air jangan mengeluh tetap harus diam. Akhirnya kedatangannya yang langsung naik pitam memancing jamaah lain ikut marah dan terjadi kericuhan yang mengakibatkan hampir baku bukul antar jamaah seperti video yang beredar namun berhasil di tenangkan oleh jamaah lainnya agar tidak terprovokasi,” urai Alfian menjelaskan.

“Pada peristiwa tersebut dirinya di bilang tidak berpakaian tidak pantas, malah saya menanyakan tidak pantas seperti apa? Saya kan pakai baju kaos gantung bukan telanjang, sesuai batas aurat laki-laki, sedangkan laki-laki pakai baju ikhram saja sebagain payudaranya kelihatan, apakah itu tidak pantas juga?,” kata Alfian.

“Saya juga sudah menghubungi orang yang menyebarkan video tersebut bahwa nanti setelah pulang ke tanah air saya akan membuat laporan polisi terkain undang-undang IT, karena dia tidak tau masalah tidak hati-hati menyebarkan video orang,” tuturnya.

Ia mengatakan, akibat peristiwa tersebut ia bersama ketua kelompok ketua kletor serta pihak Kemenag RI dan Pihak Kepolisian di panggil untuk mempertanyakan kejadian yang sebenarnya.

“Pada Pertemuan mediasi tersebut kami sudah menjelaskan semua permasalahanya kepada para pihak yang terkait,” tutupnya. SS1

Exit mobile version