PALU – Halal Bihalal di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu tahun ini, terasa berbeda.
Hal ini dikarenakan masyarakat setempat memeriahkannya dengan menggelar Pengawu Fest dan Lebaran Kalopa tahun 2023.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, sejak tanggal 13 – 14 Mei 2023 yang dipusatkan di Lapangan Bola Voly, Kelurahan Pengawu.
Kalopa sendiri merupakan makanan khas Suku Kaili yang terbuat dari beras pulut, yang dimasak dan dibungkus dengan daun kelapa.
Makanan ini sering disajikan saat perayaan hari besar, salah satunya saat momen Hari Raya Idulfitri.
Pengawu Fest dan Lebaran Kalopa 2023 yang dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK.,M.Kes ini, dilaksanakan dengan berbagai rangkaian kegiatan.
Di antaranya seperti Halal Bihalal, bakti sosial berupa sunatan massal dan donor darah, dan diakhiri dengan penilaian lomba menghias Kalopa yang diikuti oleh 31 RT di 7 RW yang ada di wilayah Kelurahan Pengawu.
Kegiatan ini ditutup dengan pagelaran seni dari sejumlah sanggar seni di enam kelurahan yang ada di Kecamatan Tatanga.
Pengawu Fest dan Lebaran Kalopa tersebut diharapkan dapat menghibur dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim di Kota Palu khususnya di wilayah Kelurahan Pengawu.
Lurah Pengawu, Hapsanah, SE menyebut bahwa antusias masyarakat dan pengunjung di event tersebut sangat banyak dan meriah.
Ini membuktikan bahwa apa yang diupayakan selama ini yaitu mencoba berusaha berbenah, berubah lebih baik, sekaligus berinovasi modern dan mandiri.
“Sehingga kita mampu bersaing dan setara dengan beberapa wilayah kelurahan yang juga bergerak maju serta lebih baik,” katanya saat menutup rangkaikan Pengawu Fest dan Lebaran Kalopa pada Minggu, 15 Mei 2023.
Ia memberikan apresiasi dan penghargaan kepada panitia pelaksana yang telah menginisiasi pelaksanaan kegiatan ini.
Sehingga momen Halal Bihalal yang rutin dilaksanakan dapat lebih meriah, modern, dan menarik dengan konsep Kalopa sebagai makanan khas lebaran.
“Inti dari semua ini adalah kami bangga memiliki masyarakat serta pemuda yang kreatuf, kompak, silaturahim, religius, serta menjaga unsur budaya sebagai suatu kekayaan kearifan lokal, yang sampai saat ini dijaga dan dilestarikan dengan baik,” imbuhnya. (*/Red)