Palu, Satusulteng.com –
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melalui anak usahanya PT Ciomas Adisatwa melaksanakan tahapan evaluasi untuk program JAPFA4Kids. Tahapan tersebut dilaksanakan setelah kurang lebih selama tiga bulan JAPFA mendampingi sembilan sekolah di Kec. Sindue untuk menumbuhkan sistem sekolah sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat. Kesembilan sekolah yang didampingi adalah SDN 1 Sindue, SDN 3 Sindue, SDN 6 Sindue, SDN 7 Sindue, SDN 8 Sindue, SDN 11 Sindue, SDN 13 Sindue, SDN 22 Sindue serta SDIT Muhammadiyah Sindue.
“JAPFA ingin memastikan perubahan terjadi di sekolah dampingan. Perubahan yang didorong tidak hanya pada terbentuknya pengetahuan di guru dan siswa tetapi juga terbentuk sistem di sekolah sehingga perubahan dapat berlangsung secara berkesinambungan di sekolah,” jelas R. Artsanti Alif, Head of Social Investment & Corporate Communication JAPFA. “Harapannya sepanjang pelaksanaan program dapat terbangun sistem di sekolah dan terbentuk perilaku positif siswa yang dimotori oleh guru sebagai agen perubahan,” jelasnya.
Program pendampingan yang telah dilakukan JAPFA sejak bulan maret tersebut memiliki fokus untuk dilakukan dengan membentuk kader dalam dalam beberapa aspek perubahan. Pada tahap awal pendampingan, JAPFA4Kids membentuk Duta Anak Sehat, Duta Makanan Sehat, dan Duta Lingkungan Sehat. Ketiga duta tersebut dipilih dari anak-anak dari setiap sekolah peserta. Setiap dari mereka memiliki tanggungjawab untuk membuat, merancang, dan menjalankan program di sekolah dengan mengajak dan menginspirasi teman-teman sebaya.
“JAPFA percaya bahwa perilaku yang ditularkan oleh teman sebaya memiliki dampak yang besar, karenanya upaya untuk mendorong perubahan harus meletakkan anak sebagai pelaku utama,” Jelas Artsanti. “Guru berperan sebagai pendorong dan motor untuk membangun sistem yang lebih kuat di sekolah sehingga perubahan tidak hanya pada tataran perilaku tetapi juga terbentuk mekanisme sistemik di sekolah,” lanjutnya.
Setelah tiga bulan berjalan, JAPFA melakukan evaluasi program dengan mengajak sekolah untuk mengukur bersama sejauhmana perubahan telah terjadi di sekolah mereka. Kegiatan evaluasi dilakukan selama dua hari dengan mengambil format kompetisi, sharing, dan eksibisi.
“Untuk mengukur kemajuan sekolah, kami mengajak komite dari masing-masing sekolah untuk sharing sejauh mana perubahan telah dilakukan dalam pelaksanaan manajemen tata kelola sekolah,” jelas Artsanti. “Sedangkan untuk duta makanan sehat kami mengajak anak-anak untuk berkompetisi memasak namun dengan menggunakan bahan makanan hasil panenan dari kebun sekolah,” lanjutnya.
Kurang lebih tiga bulan lalu seluruh guru setiap sekolah telah mengikuti pelatihan manajemen tata kelola sekolah berbasis manajemen jepang (5S). Kemudian setelah selesai pelatihan, setiap sekolah diminta membentuk komite sekolah yang bertugas untuk mengawal perubahan di tingkat sekolah.
Sedangkan untuk anak-anak mereka mendapatkan yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan Duta Makanan Sehat selama pendampingan mereka diajak untuk mengelola kebun sekolah. Anak-anak diajak untuk mengenali sumber makanan yang mereka nikmati sehari-hari serta memahami komponen gizinya.
“Perubahan akan terjadi dan berlangsung terus apabila anak-anak memahami esensinya,” jelas Artsanti. “dengan secara langsung terlibat dan menjadi pelaku perubahan menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran di benak anak-anak pentingnya PHBS dan konsumsi makanan bergizi,” imbuhnya.
Selain kegiatan kompetisi dan sharing, pada hari kedua kegiatan juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan, pembagian paket gizi, dan gebyar budaya. Berbeda dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya, pada kegiatan kali ini diadakan kompetisi LISA BILAH (Lihat Sampah Ambil Pilah). Melalui kegiatan tersebut, setiap sekolah berkompetisi untuk mengumpulkan sampah yang ada di sektiar lokasi acara. Sekolah yang mengumpulkan sampah terbanyak akan mendapatkan hadiah.
“Budaya membangun lingkungan sehat harus dimulai dari perilaku sederhana,” ujar Artsanti. “Kami ingin menunjukkan contohnya dalam gebyar budaya kali ini dengan kegiatan LISA BILAH,” imbuhnya.
Sebagai puncak acara, JAPFA juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan pembagian gizi untuk seluruh siswa peserta JAPFA4Kids dari 9 sekolah peserta. Sembari menunggu pemeriksaan para peserta juga disuguhkan gebyar budaya yang menampilkan atraksi kebudayaan Sulawesi Tengah. Sedangkan di sudut lainnya, JAPFA menggelar eksibisi catur simultan yang menghadirkan Norma Master Internasional Surya Wahyudi melawan 20 anak sekolah dasar yang sehari sebelumnya mendapatkan pelatihan catur.
“JAPFA4Kids telah dilaksanakan JAPFA selama lebih dari satu dekade. Pada tahun ini, JAPFA melakukan inovasi program dengan tujuan agar pendekatan program sosial perusahaan senada dengan prinsip keberlanjutan dan berkesinambungan serta prinsip investasi sosial,” papar Artsanti. “Prinsip investasi sosial berarti berbagai program yang dilakukan JAPFA dapat berkembang dan bertumbuh di masyarakat secara mandiri pasca intervensi program,” tutup Artsanti.
Ket. Foto : Dari kanan ke kiri, kapolsek sindue. Ibu R. Artsanti Alif, Head of Social Investment & Corporate Communications PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Camat Sindue, Ibu Duriana (pelanggan Japfa), Drs H Muhammad Hidayat Lamakarate M.Si, Staf ahli gubernur bidang pemerintahan hukum & politik, Yahya Djanggola, Kepala Divisi PT Ciomas Adisatwa, Rustam efendi kepala dinas pendidikan kabupaten donggala.