Poso, Satusulteng.com – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-102 TA 2018 yang dilaksanakan oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 1307/Poso ternyata tidak sekadar menggugurkan kwajiban sebagai prajurit TNI turut menyukseskan program pemerintah dalam pemerataan pembangunan.
Lebih dari itu, program TMMD yang di wilayah Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso tepatnya di Desa Doda memiliki alasan tersendiri dan mendasar yaitu menjadikan kawasan 1000 megalith seperti “surga” bagi wisatawan local maupun mancanegara.
Komandan Kodim (Dandim) 1307/Poso Letkol Inf Dody Triyo Hadi, S.Sos mengatakan, salah satu kawasan situs cagar budaya megalith yang menjadi perhatian TNI dalam kegiatan TMMD ke 102 tahun 2018 ini yakni mengerjakan akses jalan ke situs cagar budaya megalith Patung Tadulako yang berada di Desa Doda, yang selama ini untuk dikunjungi harus ditempuh dengan jalan kaki.
“Kita upayakan tempat ini bisa menjadi “surga” bagi wisatawan yang mengunjungi tempat ini, sehingga bisa melihat dengan jelas keberadaan megalith Patung Tadulako, sebagai sebuah anugerah terindah yang dimiliki wilayah Lembah Besoa,” kata Dandim 1307 Poso belum lama ini.
Dandim menyebutkan, kegiatan yang dilakukan TNI di lokasi megalith patung Tadulako salah satu situs cagar budaya yang ada di wilayah tersebut, yakni pekerjaan timbunan pilihan atau sirtu jalan.
“Selama ini akses ke lokasi patung-patung peninggalan pra sejarah itu, agak sulit aksesnya, sehingga salah satu program yang dilakukan di TMMD ke 102, yakni membuka akses jalan ke situs pra sejarah tersebut,” ujarnya.
Dody mengatakan, pihak TNi ingin ikut menjaga dan melestarikan keberadaan situs-situs peninggalan pra sejarah yang ada di Kecamatan Lore Tengah ini, tersebut, sebagai bukti kecintaan TNI kepada sejarah dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia khususnya yang ada di Lembah Besoa Kabupaten Poso.
Olehnya, saya berharap dengan baiknya akses jalan menuju Lore khusunya ke lokasi keberadaan situs pra sejarah, wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dapat dengan mudah melihat dan menikmati keberadaan situs pra sejarah yang hanya ada satu-satunya di Sulawesi Tengah serta ikut memelihara, menjaga dan melestarikan cagar budaya bangsa sebagai aset terbesar di daerah ini.
“Kami ingin agar semua orang dapat mengkases keberadaan situs-situs pra sejarah yang ada di lembah Lore dengan mudah, salah satunya dengan baiknya infrastruktur jalan menuju lokasi situs,” harapnya.(Yahya).