Palu, Satusulteng.com – Sebanyak 100 unit hunian sementara (huntara) mulai dibangun untuk korban gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, oleh relawan asal Provinsi Jawa Tengah.
“Pembangunan ini merupakan tahap awal dan diprioritaskan untuk keluarga yang sakit dan memiliki balita, ibu hamil, lansia dan janda,” kata Budi Laksono, koordinator tim pembangunan hunian itu saat ditemui di lokasi pengungsian, Jumat.
Bangunan 4×5 meter itu berada di lokasi kelurahan Petobo bagian timur yang tidak terkena dampak likuifaksi dan rencananya bisa dimanfaatkan sampai satu hingga dua tahun ke depan sambil menunggu bantuan hunian permanen dari pemerintah.
Dia menjelaskan bahwa bangunan itu akan didirikan semi permanen berbahan baku baja ringan dan dikerjakan 29 relawan asal Jawa Tengah.
Pembangunan hunian sementara, katanya, bukan hanya terpusat di Petobo melainkan kedepan juga dibangun di wilayah terdampak lainnya seperti Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Jono Oge, Kabupaten Sigi dan Donggala.
“Di sini pusat pemerintahan Kelurahan Petobo untuk sementara, kami juga bangun kantor lurah sementara, ” ungkap Budi Jamban, begitu julukan dokter yang juga pekerja sosial ini.
Ia menyebut bahwa pihaknya hanya sebatas menyediakan fasilitas, sementara penentuan warga yang akan menempati bangunan itu menjadi kewenangan pemerintah setempat.
“Pemerintah yang akan mendata warga yang akan menempati bangunan ini, kami hanya menyediakan tempat,” tambah Budi.
Petobo merupakan salah satu daerah terparah terkena gempa dan likufiaksi dengan luas kerusakan dua kilometer persegi yang menelan ribuan korban jiwa dan ribuan warga lainnya masih bertahan di tenda pengungsian.
Saat ini pemerintah tengah mencari lahan yang cocok untuk relokasi warga dua kabupaten dan Kota Palu satu yang terdampak bencana tersebut.