Palu, Satusulteng.com – Dalam rangka peringati Hari Tani tahun 2016 Front Perjuangan Rakyat Sulawesi Tengah (FPR Sulteng), yang bergabung dengan tiga Universitas di kota palu yakni Untad Palu, Unisa dan IAIN Palu turun ke jalan melakukan demoa aksi damai, pada pukul 11.00 Wita, Senin (26/ 09/ 2016).
Dengan pengawalan aparat kepolisian Polres Palu sambil membawa spanduk dan membagikan selebaran kepada masyarakat kota palu yang melintasi jalan mulai dari gajah mada, sultan hasanudin dan samratulangi, masa gabungan dengan mahasiswa tersebut sekali – kali berteriak lantang, “Hidup Petani, Sejahterakan Petani.
Satu persatu korlap perwakilan mahasiswa memberikan di beri kesempatan berorasi di atas mobil yang sudah di lengkapi dengan sound sytem, sepanjang jalan perwakilan tersebut berorasi dengan penuh semangat sambil menolak sekaligus mempertanyakan kebijakan ekonomi Jokowi / Jk jilid I s/d XIII.
Hasil pantauan wartawan media ini, para pendemo yang jumlahnya sekitar dua ratus orang yang di prakarsai oleh FPR Sultengb dan gabung dengan tiga universitas terkemu di Kota palu, mengfokuskan titik demo menuju kantor kepolisian daerah sulteng (Polda) dan kantor gubernur sulteng.
Korlap FPR Sulteng Yusman mengatakan, sekarang ini penderitaan petani semakin hari semakin menderita yang di mana perampasan tanah terjadi akibat kepentingan perkebunan, pertambangan berskala besar oleh kaum penguasa sekarang, yang merupakan pemerintah boneka bagi imprealisme.
Hari ini presiden dan wakil presidan Jokowi / JK mengeluarkan suatu kebijakan yang akan mengilusi rakyat dengan reforma agraria palsunya dengan akan membagikan tanah 9 juta hektar, kepada rakyat yang di tengah – tengah investasi besar – besaran masuk ke negeri ini dan pasti akan menimbulkan perampasan dan konflik agraria secara besar- besaran, pula maka kebijakan reforma agraria ,” Jokowi adalah Reforma agraria palsu”, tegasnya dengan suara lantang dan disambut teriakan keras oleh masa aksi hidup petani indonesia.(M.Nasir Tula).
Keterangan Gambar : FPR Sulteng dan tiga universitas terkemuka yang ada di kota palu, sambil membawa spanduk berukuran dua meter lebih berdiri tepat di depan pintu masuk kantor Polda sulteng, pada Senin (26/09/2016).