Palu,Satusulteng.com – Ditempat yang sama pada peringatan Hut Damkar , Gubernur juga menyampaikan sejumlah persoalan kesehatan yang dihadapi di Provinsi Sulawesi Tengah yang bukan hanya masalah kesehatan rakyat, tetapi juga tekanan globalisasi yang sudah mulai diberlakukan secara bertahap terutama pada sektor kesehatan, dimana keperawatan adalah salah satu dari 8 (delapan) sektor yang di liberalisasikan diantara Negara Asean yang dimulai sejak 31 desember 2015, dimana mengharuskan perawat dan keperawatan Indonesia mempunyai daya saing dalam mendukung system pelayanan yang berkualitas.
“Hari ini, merupakan momentum perayaan HUT PPNI yang ke-42, Perawat menempati jumlah besar dengan komposisi lebih dari 50% dari jumlah seluruh tenaga kesehatan di wilayah provinsi sulawesi tengah,
Dimana secara kuantitas adalah suatu kekuatan yang efektif jika diberdayakan dalam melaksanakan program kesehatan daerah, nasional bahkan internasional, karena perawat sebagai tenaga kesehatan dengan waktu kontak terlama dengan pasien di rumah sakit dalam memberi pelayanan kesehatan, tetapi perawat juga adalah penentu citra baik buruknya pelayanan kesehatan.
Pemerintah daerah menyadari, bahwa peningkatan derajat kesehatan harus melibatkan semua komponen tenaga kesehatan terutama perawat, untuk itu PPNI diharap mampu memberikan solusi model pelayanan yang dapat dilakukan perawat, terutama pada aspek preventif, promotif dan rehabilitative dengan menggerakkan masyarakat diberbagai daerah dalam merubah perilaku hidup sehat, sehingga dengan upaya promotif, preventif dan rehabilitative.
“Tiga solusi penting yang harus dilakukan oleh PPNI, dalam rangka peningkatan derajat kesehatan yakni perawat mendukung masyarakat indonesia sehat, perawat awaki 1000 hari pertama kehidupan dan perawat mendukung program pemerintah daerah Sulawesi Tengah dalam melaksanakan program Gertak Penkina,”Jelas Gubernur. (syafruddin)