Palu, Satusulteng.com – Musim hujan telah tiba, informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstream disetiap wilayah, selalu menjadi informasi yang ditungu. Hujan yang sangat deras selalu menjadi indikator resiko banjir di daerah atau wilayah dengan sistem drainase yang tidak maksimal. Contoh saja Ibu kota negara kita. Dengan hujan beberapa jam saja, Jakarta sudah tergenang banjir. Dengan adanya informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstream setidaknya masyarakat sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang harus dilakukan ketika hujan dan banjir datang. Situasi di atas adalah salah satu contoh betapa berharganya informasi dalam kondisi darurat bencana alam.
Akhir-akhir ini bencana alam sering terjadi. Sekitar 80-90% bencana alam dunia dipicu oleh banjir, kekeringan, puting beliung tropis, gelombang panas, badai belum lagi gempa dan tsunami. Kondisi ini mencabut nyawa, merusak infrastruktur sosial dan ekonomi serta menurunkan kualitas ekosistem yang sudah terlanjur rentan. Sebanyak 332 bencana alam terjadi di 101 negara pada tahun 2011. Bencana ini menimbulkan 30.770 korban jiwa dan berdampak pada lebih dari 244 juta penduduk dengan nilai kerusakan mencapai lebih dari US$ 366,1 miliar. Selain data statistik di atas, masih ada jutaan penduduk lain yang harus menanggung luka, penyakit dan trauma akibat bencana alam. Risiko ini terus meningkat. Laporan cuaca ekstrem dan bencana juga naik lebih dari tiga kali lipat sejak 1960-an. Para ilmuwan memprediksi kondisi iklim ini akan semakin parah pada masa yang akan datang. Krisis iklim dan sumber daya alam termasuk pangan dan air juga akan memicu konflik dan kekerasan. Fakta-fakta diaatas adalah laporan terbaru hasil kerja sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) berjudul “Atlas of Health and Climate pada tahun 2012”.
Menciptakan sistem peringatan dini adalah salah satu upaya membantu upaya adaptasi dan mitigasi bencana. Analisis wilayah serta populasi yang rentan bencana juga bisa membantu upaya ini. Sistem peringatan dini (Early Warning System) merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. Hadirnya peringatan dini penting untuk menentukan tindakan yang tepat apabila sewaktu-waktu suatu bencana alam terjadi.
Harapannya adalah agar masyarakat dapat merespons informasi tersebut dengan cepat dan tepat serta tidak timbul kepanikan yang berlebihan ketika bencana alam terjadi. Kemudian masyarakat perlu tahu tentang hal ini dan bagaimana cara memahaminya, dengan demikian masyarakat menjadi lebih peduli dengan kondisi yang terjadi di sekitarnya, terutama lingkungan terdekatnya. Sehingga hal ini dapat menumbuhkan sikap masyarakat yang tidak hanya peduli dengan kondisi setelah kejadian bencana alam saja tetapi sebelum bencana alam itu terjadi. Bagi stakeholder sendiri peringatan dini ini penting untuk mengetahui daerah-daerah mana yang rawan akan kejadian bencana alam, sehingga antisipasi dini dampak bencana alam dapat dilakukan. Ketersediaan data yang menyangkut kebencanaan seperti meteorologi, hidrologi dan lain sebagainya secara real time juga dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan baik secara lokal maupun nasional, kuncinya adalah informasi. Informasi dan inspirasi akan selalu menjadi bagian penting aksi mengatasi bencana alam.
Penulis: Wenas Ganda Kurnia
Prakirawan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Palu (BMKG)
Email: [email protected]