Palu, Satusulteng.com – Pemerintah Kota Palu meminta kepada pengungsi di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu agar mengungsi di satu titik-titik kumpul yang dapat dijangkau sehingga memudahkan distribusi bantuan logistik.
“Mereka yang tidak tertangani itu karena terpencar,” kata Wali Kota Palu Hidayat di sela-sela melayani keluhan sejumlah lurah terkait penanganan pengungsi di Palu, Jumat.
Saat ini tercatat 129 titik kumpul pengungsi yang harus dilayani pemerintah dan para sukarelawan, di antaranya di Lapangan Wali Kota Palu, Masjid Raya Lolu, Tondo dan Masjid Agung.
Jumlah setiap titik kumpul tersebut bervariasi antara 100, 1.000 sampai 1.500 jiwa.
Selain mendapat bantuan dari pemerintah kota, para pengungsi juga mendapat bantuan dari pemerintah provinsi melalui dapur lapangan.
Pengungsi di luar titik kumpul, kata Hidayat, tidak dapat dijangkau karena terbatasnya personil dan bahan bantuan.
“Kalau terpencar-pencar kita tidak mampu jangkau. Tidak mungkin kami datangi satu persatu rumah penduduk,” katanya.
Sebagian warga masih memilih bertahan di luar rumah sehingga sulit dijangkau bantuan.
Hidayat menyadari bahwa hari ketujuh pascagempa dan tsunami di Kota Palu, stok bahan pokok semakin menipis.
Hidayat mengatakan pemerintah hanya mendistribusikan bantuan dalam satu titik kumpul berupa bahan mentah. Selanjutnya akan dimasak secara gotong royong oleh para pengungsi di dapur umum di lokasi itu.
“Sebab tidak mungkin personel kami yang datang lagi memasak,” katanya.
Dia mengakui bahwa saat ini pemerintah kekurangan stok bahan baku untuk didistribusikan kepada pengungsi sehingga setiap logistik yang masuk ke posko penanganan bencana Kota Palu langsung disalurkan.
“Bantuan yang ada itu bersumber dari donasi yang masuk dari berbagai penjuru. Sampai di sini kami langsung distribusi lagi,” katanya.
Menurut Hidayat manajemen distribusi logistik ke 129 titik kumpul, disalurkan melalui posko kecamatan selanjutnya ke kelurahan masing-masing.
Namun sebagian lurah juga langsung ke posko penanganan bencana Kota Palu yang dipimpin Wali Kota Hidayat.
Terkait dengan kunjungan ke titik-titik pengungsi, Hidayat mengakui baru sempat mengunjungi empat titik kumpul.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional mencatat jumlah pengungsi akibat gempa dan tsunami di Palu mencapai 70.821 orang.
Sementara korban meninggal dunia yang masuk ke Posko Satuan Gabungan sebanyak 1.558 orang dan korban luka 2.549 orang.