Palu, Satusulteng.com – Persediaan kebutuhan pokok yang dimiliki Pemkot Palu untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang teresebar 140-an titik pengungsian terpadu di seluruh Kota Palu cukup untuk sepekan ke depan.
Koordinator Bidang Logistik pada Pos Komando Transisi Darurat ke Pemulihan yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu Arfan mengatakan di Palu, Jumat, saat ini bantuan tersebut disimpan di gudang logistik milik Pemerintah Kota Palu.
“Distribusian logistik kepada pengungsi menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerag) yang ditugaskan untuk melayani korban di sejumlah kelurahan. Logistik yang diambil berdasarkan data terakhir jumlah pengungsi,” kata Arfan.
Logistik yang dimilik Pemkot Palu saat ini, lanjut Arfan, meliputi beras sekitar 150 ton, ditambah mie instan, air mineral dan biskuit. Logistik tersebut nantinya akan diambil langsung oleh Kepala OPD beserta tim yang bertugas di setiap kelurahan yang telah ditentukan berdasarkan SK Wali Kota Palu tentang pembentukan pos komando transisi darurat ke pemulihan Kota Palu.
“Saya mohon jangan sampai ada pengungsi yang pergi ke gudang penyimpanan logistik untuk meminta bantuan. semua harus melalui OPD yang sudah ditunjuk bertugas di tiap kecamatan. Insya Allah logitsik yang kita miliki masih cukup sampai seminggu ke depan. Artinya hingga minggu ke tiga atau keempat bulan November, kebutuhan pokok untuk pengungsi masih dapat kita penuhi,” ujar Arfan.
Setelah seminggu ke depan, Arfan memastikan kebutuhan logisik pengungsi akan tetap dapat dipenuhi. Pasalnya Pemkot Palu telah menganggarkan tidak kurang Rp30 miliar untuk membeli kebutuhan-kebutuhan pokok yang nantinya akan disalurkan kepada pengungsi di lokasi-lokasi pengungsian sementara yang sampai saat ini masih tercatat sekitar 140 titik di seluruh kecamatan di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
“Kami sudah menyelesaikan penganggaran logistik untuk para pengungsi hingga bulan Desember. Nilainya kurang lebih Rp34 Miliar, terdiri atas beras, ikan asin, minyak goreng, mi instan, ikan kaleng, sayur mayur, teh dan gula,” jelas Arfan.
Wali Kota Palu Hidayat menyebut hingga saat ini korban gempa, tsunami dan likuifaksi yang bertahan di shelter-shelter pengungsian yang tersebar di seluruh kecamatan di Palu tidak kurang dari 48 ribu jiwa. Jumlah tersebut telah menurun jika dibanding posisi akhir pekan lalu sekitar 87 ribu jiwa.
“Mereka ini kalau siang banyak tidak berada di tempat-tempat pengungsian karena bekerja dan sebagainya. Kalau malam baru mereka kembali ke tempat mengungsi dan tidur di sana,” ujar Hidayat.