Palu, Satusulteng.com – Direktur Pusat Krisis dan Bantuan Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Bapak Eric Chevallier, akan melawat ke Palu, Sulawesi Tengah, pada hari Kamis 1 November 2018, didampingi oleh tiga orang wakil rakyat dari Kelompok Persahabatan Prancis-Indonesia, Majelis Nasional (Assemblée Nationale) Prancis, dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia.
Rombongan akan mengunjungi instalasi pengolah air yang dipasang oleh Prancis sejak tanggal 12 Oktober lalu. Instalasi tersebut dioperasikan oleh empat puluh orang personil pemadam kebakaran dan penyelamatan dari Detasemen Keamanan Sipil Prancis.Bantuan kemanusiaan Prancis yang diputuskan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, merupakan respons atas permohonan bantuan internasional yang disampaikan Pemerintah Indonesia, menyusul terjadinya gempa bumi dan tsunami di Sulawesi pada tanggal 28 September lalu, yang menewaskan lebih dari dua ribu orang. Bantuan tersebut diberikan dalam kerangka Mekanisme Perlindungan Sipil Eropa.
Pusat Krisis dan Bantuan Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis mengoordinir bantuan kemanusiaan Prancis. Selain unit alat berat pengolah air dari Keamanan Sipil, bantuan kemanusiaan tersebut (dengan bobot total 30 ton) terdiri atas tenda-tenda pemberian Prancis dan berbagai peralatan lainnya (generator serta sejumlah alat pemurni air) yang dihibahkan yayasan dan LSM yang merupakan mitra Pusat Krisis dan Bantuan. Instalasi pengolah air Prancis yang dikirim ke Palu dapat memasok hingga 250 ribu liter air minum per hari, bagi lebih dari 80 ribu orang. Peralatan ini dapat berfungsi berkat kerja sama erat dengan sejumlah mitra Indonesia, di antaranya dengan BadanNasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Palang Merah Indonesia (PMI), pemerintah kota Palu, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Instalasi yang beroperasi sejak 12 Oktober tersebut akan dipulangkan ke Prancis pada tanggal 2 November. Guna memastikan kelangsungan bantuan kemanusiaan, volume air minum yang setara akan diproduksi oleh empat unit alat pemurni air yang dihibahkan oleh Yayasan Veolia dan Yayasan Suez-Aquassistance. Pengoperasian alat-alat tersebut nantinya akan ditangani oleh tim Indonesia yang saat ini sedang mengikuti pelatihan yang diberikan oleh para teknisi Prancis. Melalui pelatihan tersebut diharapkan peralatan dapat berfungsi dalam jangka panjang, sehingga terus dapat memenuhi kebutuhan air minum warga setempat.
Bapak Eric Chevallier, bersama rombongan dari Prancis, akan mengevaluasi capaian-capaian kerja sama kemanusiaan Prancis-Indonesia ini, dan menjajaki kemungkinan bagi Prancis untuk turut serta dalam tahap berikutnya, yakni tahap rekonstruksi dan pemulihan wilayah bencana. Untuk itu, Bapak Eric Chevallier dijadwalkan akan bertemu dengan Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah, Wali Kota Palu, dan para petinggi BNPB, PMI, AHA Centre (ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management) dan TNI