Touna, Satusulteng.com – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tojo Una-Una (Touna) memberikan pemahaman akan bahaya penyalahgunaan Narkoba kepada masyarakat Desa Sabo, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Touna, Rabu (9/1/2019) di kantor Desa setempat sekitar pukul 20.00 Wita.
Diseminasi Informasi P4GN melalui Sosialisasi ini terlaksana atas Advokasi serta kerja sama yang baik antara BNNK Touna dan Desa Sabo, dan sebagai bentuk kepedulian serta output dari giat Advokasi yang dilaksanakan oleh BNNK Touna.
Materi sosialisasi akan bahaya penyalahgunaan Narkoba yang diberikan langsung Kepala BNNK Touna AKBP Djohansah Rahman, S.Pd didampingi oleh Kasubag Umum Mohammad Irham Ismail, S.Pd.I dan Kepala Desa Sabo serta diikuti oleh 70 peserta terdiri dari pelajar, pemuda/remaja serta orang tua/masyarakat Desa Sabo.
Kepala BNNK Touna AKBP Djohansah Rahman, S.Pd mengatakan, bahaya Narkoba perlu pencegahan sejak dini. Pengguna Narkoba dari data yang ada sebagian besar adalah usia produktif, maka itulah perlunya sosialisasi sejak dini terhadap generasi muda baik secara formal maupun informal.
“Narkoba tidak hanya berpengaruh pada fisik saja tetapi bisa mengganggu mental atau jiwa pecandu narkoba,” kata AKBP Djohansah Rahman.
Lanjutnya, Narkoba akan merusak masa depan dan cita-cita mereka bahkan masa depan bangsa ini akan hancur jika tidak dicegah sedini mungkin.
“Mafia Narkoba sudah merajalela bahkan dengan berbagai cara menyelundupkan barang haram ini hingga bisa terdistibusi di Tana Air Indonesia tercinta ini. Jika hal ini tidak dicegah sedini mungkin generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja,” ujarnya.
Menurutnya, pencegahan dini sangat dibutuhkan kerjasama antara orang tua, guru dan masyarakat. Orang tua sangat berperan penting karena pendidikan awal berasal dari dalam rumah. Orang tua mengarahkan dan membimbing anak-anaknya agar terbentuk karakter yang kritis dan cerdas.
“Pemberian kebebasan yang bertanggungjawab sangat penting khususnya anak yang memasuki masa remaja. Belajar tentang kemandirian dan kejujuran sangat perlu untuk mendasari kehidupan ke depannya,” tuturnya.
Masa remaja, kata Djohansah, adalah masa pencarian jati diri seseorang, pada masa ini anak memiliki emosi yang tidak stabil, rasa ingin tahu tinggi, ingin terlihat “wow” oleh orang lain, pengambilan keputusan belum matang dan masih mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan.
“Apalagi pergaulan anak remaja yang tidak terkontrol dengan maraknya peredaran minuman keras dan lem fox dapat menjerumuskan anak remaja kita ke hal-hal tersebut,” terangnya.
Olehnya, Djohansah menghimbau kepada orang tua untuk selalu menjaga komunikasi dengan anak atau anggota keluarga.
“Komunikasi di sini untuk menunjukkan bahwa orang tua punya perhatian khusus kepada anak, dan tidak membiarkan anak untuk bertindak semuanya sendiri,” tukasnya.**