Palu, Satusulteng.com – Dinas Kesehatan Kota Palu, Sulawesi Tengah, mencatat hingga kini prevalensi penyakit hidrocepalus atau pembengkakan kepala baru ditemukan satu kasus dari setiap 30.000 kelahiran hidup di kota itu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Royke Abraham yang dihubungi di Palu, Rabu, diperkirakan setiap empat tahun sekali terjadi satu kasus penyakit hidrocepalus di ibu kota Provinsi Sulteng ini dengan berbagai sebab.
Penyakit pembengkakan pada bagian kepala ini sering menyerang bayi dan anak-anak dimana hidrocepalus kongenital terjdi sejak bayi baru dilahirkan.
Pada umumnya bayi yang mengalami penyakit ini kepalanya akan terlihat sangat besar dan ubun-ubunya tampak menggelembung dan menegang, sedangkan hidrocepalus yang didapat setelah lahir, kondisi penderitanya akan mengalami mual, nyeri leher dan nyeri kepala.
Royke menjelaskan beberapa faktor pemicu terjadinya hirocepalus di antaranya buruknya mekanisme penyerapan cairan akibat radang pada otak, terhambatnya aliran cairan serebrospinal akibat kelainan pada sistem saraf.
“Infeksi janin saat masih dalam kandungan bisa menyebakan penakit pembengkakan kepala ini terjadi,” ujar mantan Sekretaris Dinkes Kota Palu ini.
Ia memaparkan upaya mencegahan penyakit ini yang dilakukan Dinkes setempat yaitu mengurangi resiko ibu selama prakonsepsi, saat masa kehamilan dan persalinan yang aman.
Olehnya, Dinkes Palu lebih memantapkan program kesehatan reproduksi dengan menjamin kesehatan wanita sejak remaja, wanita usia subur, hamil dan nifas melalui petugas kesehatan yang profesional.
“Asupan gizi dan imunisasi ibu hamil dan bayi harus cukup, terutama dimasa 1.000 hari pertama kehidupan,” ujarnya.
Bagi ibu hamil, Royke minta agar mewapadai infeksi selama kehamilan atau masa balita.
“Persalinan yang aman yang ditangani petugas kesehatan dan pemberian vaksin yang steril menjadi program prioritas kami,” tuturnya. ***