Palu, SatuSulteng.com – Wali Kota Palu diwakili Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu H.Hardi, S.Pd, M.Pd menghadiri pembukaan kegiatan fun class oleh Lembaga Toya Languages Institute.
Acara yang digagas Lembaga Toya Languages Institute tersebut dilaksanakan di jalan Baruga Cafe Bantaya Kopi dan Eatery pada Kamis malam 11-07-2024.
Dikesempatan tersebut, Kadis Pendidikan menyampaikan apresiasi atas inisiatif lembaga toya languages institute dalam menyelenggarakan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti ini.
Kegiatan fun class ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi anakanak dan remaja kita untuk belajar bahasa asing dengan cara yang menyenangkan, tetapi juga membantu meningkatkan keterampilan komunikasi mereka yang sangat penting di era globalisasi saat ini.
Bahasa adalah jendela dunia. Dengan menguasai berbagai bahasa, kita dapat memperluas wawasan, memahami budaya lain, dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan masyarakat global.
Kegiatan seperti fun class ini menjadi sangat penting dalam membekali generasi muda kita dengan keterampilan bahasa yang memadai sehingga mereka siap bersaing di kancah internasional.
Saya berharap para peserta fun class dapat mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan antusiasme yang tinggi.
Manfaatkan setiap kesempatan untuk belajar dan berlatih, karena keterampilan yang kalian peroleh hari ini akan menjadi modal berharga untuk masa depan kalian.
Kepada para pengurus dan staf lembaga toya languages institute, saya ucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga usaha kita bersama dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di kota palu.
Sementara staf pengajar Lembaga Toya Languages Institute, Laose Meli menyebutkan bahwa kegiatan fun class khusus bahasa Mandarin diikuti 40 lebih peserta didik dari sejumlah wilayah di Sulteng dan dari provinsi lainnya.
Mereka nantinya setelah selesai mengikuti kursus bahasa Mandarin akan mencoba untuk melamar kerja pada sejumlah perusahaan yang ada di daerah seperti di perusahaan tambang di Morowali dan Morowali Utara serta pada perusahaan di seluruh Indonesia.
Tentunya dengan modal bahasa Mandarin dan kompetensi lainnya yang dimiliki peserta kursus. Ada juga peserta yang tetap melanjutkan kuliah dengan modal bahasa asing untuk menambah reverensi pengetahuan. (*/Red)