Palu, Satusulteng.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu, Sulawesi Tengah, meminta PT PLN (persero) Area Palu memberikan keringanan beban tagihan listrik kepada korban gempa, tsunami dan likuifaksi di daerah itu.
“Dalam waktu dekat saya akan bertemu manager PLN Area Palu untuk membicarakan masalah ini, mengingat banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, ” kata Ketua DRPD Palu Ishak Cae di Palu, Rabu.
Saat gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang, diikuti likuifaksi dan tsunami banyak rumah warga yang hancur dan kehilangan KWH listrik.
Misalnya, sebagian warga di Perumnas Balaroa Kecamatan Palu Barat, Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan yang terkena likuifaksi, rumahnya hancur total.
“Kami minta kebijakan PLN, ribuan saudara-saudara kita kehilangan tempat tinggal serta ribuan pula meninggal dunia,” tambahnya.
Jika PLN berkenan, katanya, tunggakan listrik para korban bencana khususnya bagi mereka menggunakan meteran prabayar yang rumahnya hancur akibat gempa, tsunami dan likuifaksi, diputihkan agar tidak menambah beban dan penderitaan mereka.
Ia juga beharap PLN bisa memberi santunan kepada para korban bencana di tiga daerah terdampak parah sebagai upaya pemulihan agar masyarakat bangkit dari keterrpurukan.
“Saya kira bukan hanya pelanggan yang rumahnya rusak, korban lainnya pun kalau bisa diperlakukan hal yang sama.Kami harap PLN bisa mempertimbangkan keadaan ini,” ujar politisi Golkar ini.
Selain PLN, pemerintah setempat juga diminta gara benar-benar memperhatikan para korban bencana.
Dari hasil dengar pendapat beberapa waktu lalu, ?rekomendasi DPRD salah satunya yakni semua korban bencana yang tidak memiliki tempat tinggal maupun rumah warga yang tidak layak huni harus mendapat hunian sementara sambil menunggu pembangunan hunian tetap dari pemerintah.
“Kita tidak inginkan para pengungsi kekurangan bahan bahan pokok, olehnya pemerintah harus mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, ” kata Ishak cae.