Palu, Satusulteng.com – Delapan ton bantuan pemerintah dan warga Jepang untuk korban bencana alam gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, tiba di Palu melalui jalur udara, Sabtu.
Dengan menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules, bantuan dari Negeri Matahari Terbit seberat delapan ton tersebut, tiba di Bandara Mutiara SIS Al Jufri pada pukul 10:50 WITA.
Perwakiln Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) di Indonesia, Goto Shinya, merinci barang bawaan mereka sebanyak delapan ton tersebut terdiri dari 500 unit tenda, 20 unit mesin pemurni air (water purify), 80 unit generator dan 20 ribu penjernih air (flocurant).
“Kami membawa bantuan delapan ton ini, adalah amanat kepedulian dari masyarakat Jepang pada bencana yang terjadi di Palu,” kata Goto di lokasi penurunan kargo.
Koordinator posko gabungan Kementerian Luar Negeri, Imigrasi dan Bais TNI Jean Anes menyebut bantuan yang datang pada Sabtu siang tersebut, merupakan yang pertama datang dari Jepang.
“Ini merupakan kontribusi yang pertama datang dari Jepang, setelah proses seleksi yang dilalui di Balikpapan,” kata Anes di lokasi penurunan kargo.
Seleksi tersebut, kata Fungsional Ditjen Protokol Konsuler tersebut, ditujukan untuk efisiensi pemberian bantuan korban bencana agar sesuai dengan yang mereka butuhkan, terutama di wilayah yang sulit terjangkau.
“Bantuan dari luar negeri itu, termasuk tenaga manusianya, harus melalui Kementerian Luar Negeri dulu dan diketahui jenis barangnya, dimana yang kita butuhkan saat ini, adalah tenda, water treatment, generator, disinfektan serta bantuan angkutan untuk mudahkan transportasi bantuan lebih cepat di luar itu tidak diterima, karena harus diutamakan dari dalam negeri,” ujar Anes.
Anes menyebut hingga saat ini sudah ada 28 negara yang didata dengan sebagian sudah memasuki Palu atau Indonesia melalui Balikapapan atau Makassar.
Negara yang bantuannya sudah masuk Palu antara lain Singapura, Australia, Selandia Baru, India dan Jepang. Sementara yang masih terparkir di Balikpapan adalah bantuan dari Inggris, Jerman, Qatar, Swiss, Malaysia dan lainnya.
Sebelumnya, pada Jumat (28/9), terjadi gempa begitu besar yang mengguncang wilayah Palu dengan kekuatan 7,4 magnitudo yang disusul dengan terjangan gelombang tsunami setinggi tiga hingga empat meter di sepanjang garis pantai Donggala hingga kota Palu dan menyebabkan ribuan orang menjadi korban.