Palu, Satusulteng.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Sulawesi Tengah, dalam waktu dekat akan memaparkan kepada publik kerentanan seismik bencana bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat.
“Sebenarnya kami dari BPBD sudah bekerja sama BMKG dalam menghitung kerentanan seismik sebelum bencana, sayangnya rencana itu tertunda karena bencana melanda, tetapi dalam waktu dekat kami akan presentasekan, ” kata Kepala BPBD Palu Presly Tampubolon yang saat dihubungi di Palu, Jumat.
Hasil kajian itu akan dipaparkan dihadapan pemerintah setempat dan para pemangku kepentingan di daerah tersebut.
Presly menjelaskan harusnya kegiatan mitigasi bencana dipaparkan sebelum Festival Pesona Palu Nomoni III (FPPN III) 2018, namun karena kegiatan bernuansa budaya itu terus mendesak, terpaksa pemaparan seismik ini tertunda.
Dia mengemukakan jika BMKG setempat bersedia bulan ini untuk pemaparan kegiatan kebencanaan tersebut maka akan dilakukan seminar akhir tentang perhitungan kerentanan seismik dengan menggunakan pemetaan mikro zonasi per wilayah.
Dari hasil pemaparan tersebut, harapnya, bisa menjadi acuan untuk pemanfaatan ruang di Ibu Kota Sulteng ini berdasarkan prinsip-prinsip penghitungan kebencanaan sambil menunggu hasil kajian para hali geologi dan BMK pusat.
“Sekiranya data ini nanti saling melengkapi, akan tergambar wilayah-wilayah mana yang sangat rentan bencana alam,” katanya.
Saat ini pemerintah daerah maupun pusat masih melakukan kajian dan pemetaan untuk mengatur kembali pemanfaatan ruang di daerah tersebut.
Kini sekitar 45.000 warga Palu masih mengungsi di 150 titik tempat pengungsian dan pemerintah terus melakukan pelayanan penanggulangan bencana hingga pengungsi mendapat hunian permanen.