Touna, Satusulteng.com – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tojo Una-Una (Touna) melalui Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) mengadakan Asistensi Penguatan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba (Bang Wawan) di lingkungan kelompok masyarakat dan institusi pendidikan di Wakai, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Touna, Senin 7 Mei 2018.
Asistensi penguatan ‘Bang Wawan’ yang dilaksanakan di Aula Pertemuan Kecamatan Una-Una di Wakai itu dibuka oleh Sekcam Una-Una Tamsil Hasan dengan menghadirkan dua Narasumber yakni Kepala BNNK Touna AKBP Djohansah Rahman, S.Pd dan Praktisi Kesehatan Dr. Fitra Anissa I. Balengge yang diikuti oleh 20 peserta dari kelompok masyarakat dan istitusi pendidikan.
Kepala BNNK Touna AKBP Djohansah Rahman, S.Pd mengatakan, Tupoksi BNNK Touna yakni pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan dan rehabilitasi.
Tupoksi tersebut antara lain peningkatan imunitas masyarakat terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, peningkatan partisipasi istansi terkait dan komponen masyarakat dalam pelaksanaan P4GN dan Rehabilitasi, peningkatan pemulihan penyalahguna dan pecandu korban narkoba dalam program rehabilitasi dan pasca rehab serta pemingkatan pengungkapan pemutusan jaringan sindikat narkotika dan penyitaan aset tindak pidana kejahatan narkotika, ujarnya.
Dia mengungkapkan, untuk jumlah penyalahguna narkoba menurut laporan Badan PBB 2017 estimasi jumlah penyalahgunaan narkoba dunia sebesar 255 juta, jumlah mati over dosis 520 perhari. Menurut hasil survei BNN&UI 2017, di 34 Provinsi jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 3,3 juta, mati over dosis 30 perhari yang tersebar di lingkungan kerja sebesar 2 juta atau 59,3 persen, lingkungan pendidikan 800 ribu atau 23,7 persen, lingkungan masyarakat 573 ribu atau 17 persen.
Sementara untuk Sulawesi Tengah tingkat prevalensi penyalahguna narkotika tahun 2015, dengan jumlah penduduk 2100729 yakni pengguna coba pakai 21427, teratur pakai 11554, pecandu suntik 630, pecandu non suntik 6302, pekerja 19957, pelajar 10777, masyarakat 9180 dengan total 39914. Kabupaten Touna sendiri berada diperingkat delapan, ungkapnya.
Lanjutnya, karakteristik pecandu 44,7 persen pecandu ganja, 44 persen mencoba narkoba baru, 65 persen pernah dipenjara, 25 persen pernah ditangkap, 20 persen pecandu adalah kurir, 25 persen pernah terlibat kejahatan dan 29 persen pernah kecelakaan.
Untuk di Indonesia kontribusi jumlah penyalahguna terbesar berasal dari kelompok kerja. Hal itu terjadi karena memiliki kemampuan finansial dan tekanan kerja besar, stres tinggi akan tekanan kerja turut memicu untuk menggunakan narkoba dan mitos yang dipercaya bahwa narkoba dapat meningkatkan stamina dan memberikan rasa senang serta percaya diri bagi penggunaannya sehingga banyak penggunaan narkoba pada lingkungan pekerja menjadi gaya hidup, jelasnya.
Olehnya, kata dia, pembangunan berwawasan anti narkoba ini adalah program pembangunan yang menjamin adanya kebijakan, program, kegiatan dan anggaran daerah yang berorentasi pada upaya pencegahan, rehabilitasi dan penegakan hukum kejahatan narkoba.
Hal ini bertujuan meningkatkan komitmen dan sinergi seluruh komponen bangsa dalam upaya penanganan permasalahan narkoba melalui program pembangunan pada seluruh daerah dan meningkatkan kontribusi nayata daerah dalam upaya penanganan permasalahan narkoba, terangnya.