Palu, Satusulteng.com – Aldhy Prakoso, satu-satu nya hacker dari sulawesi yang berhasil masuk 10 besar hacker terbaik di Indonesia dari total 8661 Peserta diseluruh Indonesia yang bersaing dalam kompetisi Hacker nasional Born To Protect yang di selenggarakan oleh kementerian komunikasi dan informatika yang bekerja sama dengan Xynexis.
“Dalam 10 besar tersebut aldi yang paling muda dari peserta yang lain, ini menjadi suatu kebanggaan ternyata peserta paling muda lah yang terbaik disini.” ujar panitia btp. Perlu diketahui aldhy prakoso berasal dari palu, dan ia tetap mengikuti kompetisi ini walaupun tempat tinggal nya terkena bencana di palu.
“ini bisa jadi menjadi inspirasi, walaupun tempat tinggal nya terkena bencana ia tetap melanjutkan & tetap semangat dalam kompetisi ini sebagai gladiator cyber security indonesia” Ujar Menkominfo Rudiantara.
Setelah Acara penutupan born to protect di kominfo, kami sempat wawancarai aldi via telepon.
“Ini menjadi suatu kebanggaan masuk dalam 10 besar terbaik Born To Protect dari 8000 lebih peserta di indonesia, hadiah laptop yang di dapat & bantuan dari xynexis akan saya jual untuk membeli logistik dan diberikan ke teman-teman di palu yang lebih membutuhkan. Sangat disayangkan, total peserta dari sulawesi itu mungkin sekitar 300 lebih tapi yang lolos hanya saya sendiri. Sebelumnya waktu semifinal saya mengajak teman-teman dari sulawesi yang lolos ke semifinal untuk bekerja sama agar yang dari sulawesi banyak yang lolos ke final born to protect tapi sebaliknya saya malah di bully karena katanya dengan bangga & sombong bawa nama sulawesi, tapi pada akhirnya saya membuktikan dan hanya saya sendiri juga yang lolos dari sulawesi dan mereka yang bully itu tidak masuk 100 besar. Untuk yang support, saya di dukung penuh oleh pak Hidayat Lamakarate selaku Sekda prov sulteng untuk mengikuti kompetisi ini” ujar Aldhy Prakoso.
“Kita harapkan talenta muda ini bisa berpotensi ke arah positif. Ke depan Indonesia butuh banyak sekali keamanan siber. Ini belum selesai, masih ada proses penyaluran, proses magang, training, dan lainnya,” kata Eva Noor.
“Kominfo sendiri tidak menyatakan 100 orang ini untuk Kominfo, ini untuk industri, siapa saja bisa memanfaatkan mereka yang telah melalui proses yang panjang dan telah tersertifikasi,” ujar Rudiantara. “Mereka sudah tersertifikasi yang diharapkan menjadi cikal bakal memproteksi kita baik dari sisi pemerintah, swasta, peruguruan tinggi, organisasi apapun yang berpotensi diserang melalui jaringan siber,” sambung dia.
Acara Born To Protect ini diselanggarakan oleh kementerian komunikasi dan informatika yang bekerja sama dengan xynexis dan beberapa perusahaan lain seperti Blibli, Telkomsel, Ec-council, RSA, Aptikom, Noosc Academy, dan Universitas Gunadarma yang di selanggarakan di Pusat TIK Nasional dan Kominfo.
100 orang peserta yang lolos ke final akan mengikuti pelatihan & ujian, mereka juga akan mendapatkan sertifikat internasional dari Ec-council yaitu Certified Network Defender (CND) dan Certified Secure Computer User (CSCU) jika lulus dalam ujian tersebut. Dan 10 peserta terbaik mendapatkan hadiah laptop dari blibli, dan juga sertifikat internasional.
100 gladiator cyber security ini diharapkan dapat berguna bagi indonesia di masa depan, mereka adalah yang terbaik dari 8000 lebih peserta. Cyber Security ini kedepannya akan sangat dibutuhkan, mengingat kita akan memasuki era digital industri 4.0, dimana semua proses akan melalui digitalisasi, dalam proses tersebut diperlukan keamanan yang penting untuk menjaga itu ke depannya, cyber security di indonesia belum cukup untuk menghadapi itu, masih diperlukan sdm yang lebih, dalam kompetisi born to protect ini sangat bagus dimana akan melahirkan bibit – bibit baru dalam dunia Cyber Security di indonesia.