Palu, SatuSulteng.com -Wali Kota Palu diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, Moh. Arif secara resmi membuka kegiatan aksi bersih sungai pada Kamis, 27 Juli 2023 di sekitar Jembatan Gantung Miangas – Nunu, Kota Palu.
Aksi bersih sungai tersebut diselenggarakan dalam rangka menuju 10 tahun peringatan World Water Forum ini mengangkat tema “Sungai Bersih untuk Kehidupan dan Alam.”
Kadis Arif yang membacakan sambutan tertulis wali kota menyampaikan bahwa dalam strategi pembangunan yang berkelanjutan di Kota Palu, Pemerintah Daerah menyadari betul kalau pengelolaan lingkungan yang tidak serasi dan tidak memadai dengan manusia, akan membawa pengaruh besar bagi kesejahteraan manusia di masa depan.
Menurut Kadis ada berbagai macam permasalahan mengenai lingkungan hidup yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Tetapi sesegera mungkin harus dicarikan solusi pemecahannya, termasuk permasalahan sampah di sungai.
Permasalahan lingkungan yang umumnya dijumpai di perkotaan, antara lain meningkatnya timbulan persampahan yang sulit terdekomposisi, suhu udara, penurunan permukaan air tanah, pencemaran air dan udara, banjir, dan lain-lain.
“Untuk mengatasi masalah lingkungan kota tersebut, maka keserasian antara areal terbangun, infrastruktur, dan ruang terbuka hijau menjadi sangat penting, serta pembatasan timbulan sampah baik organik maupun anorganik,” ungkap Kadis.
Kadis menyatakan, Pemerintah Kota Palu punya perhatian dan komitmen untuk menurunkan penggunaan sampah plastik sekali pakai, agar dapat mengurangi potensi kerusakan di lingkungan darat, udara, dan perairan, akibat sampah plastik yang sulit terdekomposisi.
Di samping itu, upaya untuk terus menghijaukan Kota Palu dengan berbagai tanaman secara maksimal, sehingga membuat lingkungan hidup di Kota Palu menjadi bersih dan asri, yang terbebas dari pencemaran udara, sejuk, indah, alami dan nyaman.
“Manfaat lainnya adalah meningkatkan kelembaban dan menurunkan suhu udara,” lanjut Kadis.
Kadis mengingatkan, curah hujan akhir-akhir ini, secara tidak langsung berpotensi membuat rentan munculnya berbagai macam penyakit, seperti demam berdarah, diare, dan lain-lain.
Oleh karena itu, Wali Kota melalui Kadis menekankan kepada seluruh camat dan lurah agar mampu mendorong terbangunnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan badan air yang ada, drainase, dan terus menanam tanaman hijau, hingga berprilaku hidup bersih.
“Saya berharap kegiatan bersih-bersih sungai ini, akan menstimulasi kesadaran bersama, untuk menjaga sungai agar tetap bersih dan bebas dari sampah, khususnya sampah plastik. Sebab sungai Palu memiliki peran penting bagi kehidupan dan peradaban Kota Palu. Selain sebagai sumber air, juga sudah mulai menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan sosial,” ungkap Kadis.
Kadis Arif melaporkan bahwa telah ada hampir 22 Bank Sampah dan sembilan TPS3R yang beroperasi di Kota Palu, serta gerakan penanaman mangrove dan pembersihan pantai di Teluk Palu.
“Saya sangat mengharapkan kelurahan dan komunitas yang lainnya dapat mencontoh hal-hal baik yang telah ada saat ini, khususnya untuk pengurangan sampah plastik,” harap Kadis. (*/Red)