Palu, Satusulteng.com – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyediakan puluhan titik sumur bor untuk pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah.
“Saat ini proses pengeboran masih berjalan guna memaksimalkan penyediaan air bersih di tenda-tenda pengungsian, secara keseluruhan Kementerian PUPR menyediakan 84 titik sumur bor mencakup tiga daerah yang terdampak parah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu Presly Tampubolon di Palu, Kamis.
Presly menyebut, saat ini pihaknya belum memastikan berapa titik sumur bor disediakan pemerintah pusat di Kota Palu, namun dibeberapa titik pengungsian sudah dilakukan pengeboran diantaranya Kelurahan Duyu, Petobo dan Mamboro.
Akhir-akhir ini pengungsi di Palu semakin mengeluhkan kekurangan air bersih, khsusunya mereka yang tinggal tenda-tenda pada lahan gersang seperti Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan dan beberapa wilayah lainnya.
Presly menjelaskan, pembuatan sumur bor lebih difokuskan di wilayah-wilayah dataran tinggi yang kesulitan memperoleh air bersih, sehingga langkah alternatif pemerintah mencari sumber air disekitar lokasi itu dengan cara mebuat sumur. Bahkan, upaya pengeboran itu hingga kedalaman 100 meter agar bisa mencapai titik sumber air bersih.
“Setelah pengeboran selesai selanjutnya proses pipanisasi untuk penyambungan ke hunian sementara bahkan rencannaya penyambunagn itu hingga ke hunian tetap nanti, ” ungkap mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Palu ini.
Menurut dia, langkah yang dimbil pemerintah sudah tepat membuat sumur, sehingga kedepan penyaluran ari bersih sudah secara permanen.
“Adanya sumur bor nanti, kami harap ketersediaan air bersih di tempat pengungsian tercukupi dan penyaluran tidak perlu lagi menggunakan mobil tangki, mudah-mudahan semuanya bisa tercapai hingga akhir masa transisi daruruat penanggulangan bencana menuju pemulihan dan rekonstruksi, ” tambahnya.
Saat ini papar dia, distribusi air bersih di tempat-tempat pengungsian melalui bidang pelayanan air bersih Pemkot Palu dilakukan satu kali untuk stok dua hari.
Ia mengaku, penyaluran tersebut belum efektif, karena kebutuhan warga akan air bersih sangat tinggi, bukan hanya dikonsumsi melainkan pula digunakan untuk mandi maupun mencucui pakaian dan kebutuhan lainnya.
“Memang kebijakan ini belum efisien, kami juga terkendala dengan ketersediaan armada, termasuk PDAM kami libatkan. Selain pemerinah, penyaluran dibantu relawan lainnya itupun belum cukup, sementara kami harus melayani puluhan ribu pengungsi, ” tuturnya.