Palu, Satusulteng.com – Pemerintah Kota Palu, tak henti-hentinya melakukan kampanye gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) melalui berbagai cara. Kali ini dilakukan dengan berolahraga dan makan buah bersama masyarakat di Palu, Sabtu.
Kampanye tersebut dipusatkan di Kelurahan Petobo dan diintegrasikan dengan Gerakan Gali Gasa (3G), sebuah gerakan bersama masyarakat terkait kebersihan lingkungan menuju Kota Palu bebas sampah. Gerakan itu juga mendapat dukungan dari ibu-ibu PKK dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu.
“Tujuan gerakan hidup sehat ini tidak lain untuk menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit,” kata Sekretaris Kota Palu, Asri, di sela-sela kegitan.
Menurutnya, pola hidup sehat ini sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.
Menurut data Dinas Kesehatan setempat, saat ini bukan saja penyakit menular yang bisa merenggut nyawa penderitanya, tetapi juga penyakit tidak menular.
Secara epidemiologi saat ini terjadi transisi penyakit, yakni angka kematian didominasi penyakit tidak menular, seperti hipertensi atau darah tinggi, kolesterol, jantung dan sebagainya.
“Olehnya untuk menjaga serta menghindari penyakit-penyakit tersebut maka penting dilakukan pola hidup sehat,” katanya.
Asri menguraikan, Germas merupakan program pemerintah pusat yang dilaksanakan semua daerah di tanah air termasuk ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah. Germas di Kota Palu diintegrasikan dengan program-program lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
Olahraga merupakan salah satu cara menghindarkan diri dari berbagai macam penyakit, sehingga dalam program Germas ini olahraga menjadi bagian yang inklud di dalamnya termasuk pemeriksaan kesehatan secara rutin, serta makan buah dan sayuran.
“Germas ini intinya tiga hal pokok yakni gerakan fisik atau berolahraga, makan sarus dan buah serta memeriksa kesehatan rutin,” katanya.
Pemerintah Kota Palu kata Asri telah menyediakan fasilitas pemeriksaan secara gratis. Program ini berjalan maksimal untuk menuju masyarakat sehat.
“Maka semua pihak ikut terlibat di dalamnya yang mana pemerintah kelurahan dan pusat pelayanan kesehatan setempat menjadi penggerak utamanya,” kata Asri.***