Palu, Satusulteng.com – Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Palu selama 2017 mengalami penurunan yang cukup signifikan berkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu Royke Abraham yang dihubungi di Palu, Jumat, menyebut jumlah penderita DBD pada 2017 mencapai 401 orang, sedangkan pada 2016 mencapai 900-an orang.
“Turunnya sampai 50 persen. Belum pernah terjadi penurunan seperti ini sepanjang sejarah Kota Palu, padahal 2017 itu cukup banyak hujan melanda kota ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinkes Palu, usia para penderita DBD bermacam-macam, bahkan ada 11 penderita yang berusia kurang dari satu tahun.
Sementara penderita yang berusia satu hingga empat tahun mencapai 53 orang dan usia 15-44 tahun sebanyak 181 orang. Penderita DBD yang usianya lebih dari 44 tahun ada 52 orang sehingga total penderita DBD pada tahun 2017 hanya 401 orang, katanya.
Menurut dia, turunnya penderita DBD disebabkan gerakan Gali Gasa (3G) yang diprogramkan Pemerintah Kota Palu dimana masyarakat diajak untuk sadar dan peduli akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Dengan gerakan gali gasa ini, masyarakat terpacu untuk menjaga lingkungan yang salah satu caranya adalah tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga agar benda-benda yang dapat menampung air tidak bertebaran di mana-mana sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
“Jika masyarakat terus peduli dengan kebersihan lingkungannya masing-masing seperti tidak membiarkan selokan tergenang air dan tidak membuang sampah sembarangan, saya yakin tahun ini penderita DBD akan makin menurun,” ucapnya.
Gerakan baru Wali Kota Palu yang disebut `perang terhadap sampah` yang dicanangkan tahun 2018 ini diyakini tidak hanya akan membuat Kota Palu menjadi bersih, indah dan nyaman, tetapi juga sehat, antara lain karena nyamuk penyebab DBD semakin ditekan perkembangbiakannya.***