Palu, SatuSulteng.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi salah satu masalah
kesehatan utama di Kota Palu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palu, pada tahun 2020
terdapat 13.147 kasus hipertensi dengan 85 kasus kematian akibat komplikasi penyakit ini. Di
Puskesmas Singgani Palu, tercatat sebanyak 3.411 pasien hipertensi pada tahun 2023. Melihat
kondisi ini, tenaga medis di Puskesmas Singgani menghadirkan inovasi pengobatan yang
menggabungkan terapi obat antihipertensi dengan konsumsi rutin jus timun.
Hipertensi dan Tantangan Pengobatannya
Hipertensi dikenal sebagai “the silent killer” karena sering kali tidak menunjukkan gejala hingga
terjadi komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Pengobatan hipertensi
biasanya melibatkan konsumsi obat-obatan antihipertensi secara rutin. Namun, kepatuhan pasien
dalam minum obat menjadi tantangan tersendiri, seperti yang dialami oleh Tn. I, seorang pasien
hipertensi berusia 67 tahun di Puskesmas Singgani.
Tn. I diketahui mengurangi konsumsi obat Amlodipine karena kekhawatiran akan efek samping
terhadap ginjal. Selain itu, pola makan tinggi garam dan kurangnya aktivitas fisik turut
memperburuk kondisi kesehatannya. Tim medis pun mengambil langkah inovatif dengan
menambahkan terapi non-farmakologi berupa konsumsi jus timun secara rutin.
Mentimun: Sayuran Sederhana dengan Manfaat Luar Biasa
Mentimun dipilih karena kandungan kalium, magnesium, dan fosfornya yang tinggi. Kalium
bekerja menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh dan membantu melebarkan pembuluh darah
melalui mekanisme vasodilatasi. Selain itu, mentimun memiliki sifat diuretik alami karena
kandungan airnya yang tinggi, yang membantu tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dan
menurunkan tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Singgani menunjukkan hasil positif. Tn. I, yang awalnya
memiliki tekanan darah 154/89 mmHg, mengalami penurunan tekanan darah bertahap setelah lima
minggu menjalani terapi kombinasi obat dan jus timun. Berikut hasil pemantauan tekanan darah
selama lima minggu:
• Minggu 1: 154/89 mmHg
• Minggu 2: 142/82 mmHg
• Minggu 3: 140/82 mmHg
• Minggu 4: 138/83 mmHg
• Minggu 5: 128/82 mmHg
Strategi Pendampingan Pasien
Selain memberikan jus timun secara rutin, tim medis juga menerapkan beberapa strategi untuk
meningkatkan kepatuhan pasien:
1. Edukasi Kesehatan: Pasien dan keluarganya diberikan pemahaman tentang bahaya
hipertensi dan pentingnya pengobatan yang disiplin.
2. Kartu Kontrol Berobat: Pasien mendapatkan kartu untuk mencatat jadwal minum obat
dan hasil tekanan darah harian.
3. Poster Edukasi: Poster mengenai pola makan sehat dan bahaya hipertensi dipasang di
rumah pasien sebagai pengingat visual.
4. Pendampingan Keluarga: Anggota keluarga diajak berpartisipasi dalam memantau
kesehatan pasien.
Respon Positif dan Harapan ke Depan
Hasil intervensi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan kepatuhan pasien dalam
menjalani pengobatan. Tn. I kini rutin meminum obat antihipertensi dan jus timun dua kali sehari.
“Awalnya ragu karena takut obat bisa merusak ginjal. Tapi setelah dijelaskan dokter, saya jadi
paham kalau obat hipertensi aman selama digunakan sesuai anjuran. Jus timunnya juga segar dan
gampang dibuat,” ujar Tn. I saat ditemui di kediamannya.
Puskesmas Singgani berencana memperluas penerapan terapi kombinasi ini kepada pasien
hipertensi lainnya. Harapannya, kesadaran masyarakat akan pentingnya pengendalian tekanan
darah semakin meningkat, dan angka komplikasi hipertensi dapat ditekan.
Tips Sehat ala Puskesmas Singgani:
• Batasi konsumsi garam hingga 5-6 gram per hari.
• Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan, termasuk mentimun.
• Rutin berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
• Hindari rokok dan alkohol.
• Periksa tekanan darah secara berkala di fasilitas kesehatan terdekat.
Hipertensi bukanlah akhir segalanya. Dengan pengobatan yang tepat, pola hidup sehat, dan inovasi
sederhana seperti jus timun, kesehatan dapat tetap terjaga dan kualitas hidup meningkat.
Sumber:
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. (2020). Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah. Palu: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
2. World Health Organization (WHO). (2020). Hypertension Fact Sheet. Diakses dari laporan
resmi WHO terkait epidemiologi hipertensi global.
3. Christine, et al. (2021). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 45-52.
4. Rahma, S. (2015). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Lansia di Panti Jompo X. Jurnal Keperawatan, 6(1), 34-39.
5. American College of Cardiology (ACC) & American Heart Association (AHA). (2017).
Guidelines for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood
Pressure in Adults.
Profil Penulis :
Nama: Annazwa Farahdilla, S.Ked
Pendidikan: Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu
Agama: Islam
Email: [email protected]