Palu, Satusulteng.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu mencatat saat ini masih sekitar 87.000 warga kota ini yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Korban umumnya mengungsi pada titik-titik pengungsian di setiap kelurahan maupun kecamatan terdampak bencana., sebagian lagi masih di depan rumah tinggal masing-masing yang rusak ringan sampai berat.
“Jumlah ini sudah mengalami penurunan dibanding minggu-minggu awal pascabencana,” kata Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon yang dihubungi di Palu, Senin.
Presly mengatakan pada pekan-pekan awal pascabencana yang meluluhlantahkan kota berpenduduk hampir 400.000 jiwa pada 28 September 2018 itu, jumlah pengungsi tercatat 98.000-an orang.
Namun Presly memastikan jumlah tersebut akan semakin berkurang seiring kondisi Kota Palu semakin baik dari aspek sosial, ekonomi dan keamanan, sehingga mereka berangsur-angsur kembali ke rumah mereka yang masih bisa dihuni.
“Bagi warga yang masih memiliki rumah dan rumahnya hanya rusak ringan namun masih mengungsi, kita perlu memberikan semacam edaran agar dapat kembali ke rumahnya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini intensitas pengungsi yang melaporkan kekurangan kebutuhan pokok juga semakin berkurang.
Berbeda pada pekan ke tiga pascabencana, Pemerintah Kota Palu mendapat banyak laporan pengungsi yang belum menerima bantuan ataupun sehingga kekurangan kebutuhan pokok hingga ke tingkat RT.
“Tidak banyak lagi yang melapor. Jika masih ada yang melapor kami akan langsung turun ke titik pengungsian yang dilaporkan agar bantuan yang disalurkan benar-benar tepat sasaran dan merata,” kata Presly.